Review Dangal: Film Inspiratif India Terlaris Sepanjang Masa

Anna Muttaqien View: 7195

Setelah premier di akhir tahun 2016, film Dangal dinobatkan sebagai film paling laris sepanjang masa di pasar dalam negeri India pada pekan kedua Januari 2017, menggantikan film komedi satir PK. Baik PK maupun Dangal sama-sama dibintangi oleh Aamir Khan, tetapi agaknya drama biografi tentang keluarga olahragawan ini mendapatkan simpati lebih tinggi. Dalam tiga pekan penayangannya, Dangal yang dibesut oleh Nitesh Tiwari berhasil menghimpun raihan box office sebesar lebih dari 50 juta Dolar AS.

Apa yang membuat Dangal tampil sebagai film fenomenal?

 

Mematahkan Stereotype

Dalam lima tahun terakhir, film biografi olahragawan telah menjadi favorit Bollywood. Termasuk diantaranya kisah pemain Cricket MS Dhoni yang masuk Top 10 Box Office Bollywood 2016, dan suka-duka petinju Mary Kom yang dibintangi oleh Priyanka Chopra. Semuanya sukses, tetapi tak seheboh kesuksesan Dangal.

Dalam hal ini, Dangal sebenarnya mematahkan banyak sekali stereotype film Bollywood. Pertama, tempat syutingnya bukan perumahan kelas atas India, Eropa, atau Amerika; melainkan negara bagian miskin Haryana di India Utara. Kedua, tokoh protagonisnya bukanlah gadis seksi bersandangkan sari; melainkan dua atlit wanita berotot yang bergelut dengan lumpur dan keringat.

Namun, justru karena lepas dari stereotype itu lah, maka Dangal mendapatkan banyak pujian dan disukai movie-goers.

Di India yang tengah menggalakkan kampanye memberantas aborsi selektif atas janin anak perempuan dan menggenjot pendidikan bagi wanita, film Dangal disambut sebagai profil sukses yang patut diteladani. Setidaknya empat negara bagian di India, Uttar Pradesh, Uttarakhand, Haryana, dan Delhi, mendeklarasikannya bebas pajak sebagai bagian dari kampanye pemberdayaan wanita. Sebagaimana disampaikan oleh Meena Iyer dari The Times of India, "Film ini akan menginspirasi lebih banyak wanita untuk mempertimbangkan gulat sebagai olahraga."

 

Plot Yang Solid Dan Penokohan Menawan

Dalam Dangal, Aamir Khan memerankan Mahavir Singh Pogat, seorang pegulat juara nasional terpaksa mengakhiri karirnya gara-gara realita kehidupan. Meski telah bersumpah akan membuat anak laki-lakinya kelak untuk bisa menggantikan dirinya membanggakan India, tetapi ternyata ia hanya diberi empat anak perempuan.

Di India yang sangat patriarkhal pada saat itu, bukan hanya wanita dipandang lemah, tetapi adalah sesuatu yang nyaris tak mungkin bagi perempuan untuk menjadi pegulat. Hampir setiap desa di India utara dan barat memiliki rumah pelatihan gulat dan menggelar turnamen gulat (Dangal, judul film ini, merupakan sebutan India untuk turnamen semacam itu), tetapi wanita tak diperbolehkan untuk berpartisipasi.

Setelah sempat merasakan kekecewaan, Mahavir kemudian mampu melihat potensi anak-anaknya untuk menjadi pegulat unggulan, menyingkirkan pandangan kuno-nya bahwa perempuan itu lemah dan tak mungkin bisa jadi pegulat. Ia bahkan memasrahkan pekerjaannya demi agar bisa melatih sendiri keempat anak perempuannya untuk menjadi juara gulat.

Ending kisah Mahavir dan anak-anaknya sebenarnya bukan lagi sesuatu yang rahasia, mengingat cerita Dangal diangkat dari kisah nyata. Anak tertuanya, Geeta Phogat, memenangkan medali emas pertama untuk India dari Commonwealth Games tahun 2010, sekaligus menjadi pegulat wanita India pertama yang lolos kualifikasi Olimpiade Musim Panas 2016. Anak kedua dan ketiganya, Babita Kumari dan Ritu Phogat, juga telah mengkoleksi medali emas dari kategori gulat di Commonwealth Games pada tahun yang berbeda-beda.

Akan tetapi, perjalanan mereka dari nol hingga menjadi juara lah yang disorot oleh Dangal. Penuh dengan drama keluarga, rintangan yang membutuhkan keringat dan air mata untuk melampauinya, dilengkapi dengan lagu-lagu menawan hati dan klimaks yang mendebarkan. Permainan Aamir Khan sebagai Mahavir sangat meyakinkan. Penokohan dan plot cerita pun solid, dibalut narasi epik yang membubungkan hati penonton.

Tak heran bila Dangal sukses menyabet rekor box office sebagai film India paling laris sepanjang masa. Website RottenTomatoes pun menganugerahkan rating 83%, sebuah prestasi bagi Bollywood yang seringkali memunculkan film box office berkualitas klise.

 

Anna Muttaqien

Kontributor sekaligus editor di Sinemapedia. Hobi menulis, membaca, nonton, plus nggosip apa saja yang hubungannya dengan Asia dan Jepang. Mulai suka anime dan manga sejak tahun 90-an, berlanjut sampai sekarang.

Lihat profil selengkapnya






Artikel Lain
Review Film




Berita Popular




Review Pembaca
ivan menulis "."
Di Review Film HIGH & LOW THE MOVIE 3: Final Mission >>
kevin menulis "ini di indo perkiraan masuk kapan ya "
Di Review Film HIGH & LOW THE MOVIE 3: Final Mission >>
Jakli Blythe menulis "katnya bluraynya mau keluar bulan februari lah sekaranh udah maret masih blom kluar juga hadeh"
Di Review Film HIGH & LOW THE MOVIE 2: End Of Sky >>
Dimas yosua cahyo menulis "Gimana yaa cara nonton high & low yg ini,,  saya penasaran sama kelanjutan film nyaa,,  tolong kasih link plis"
Di Review Film HIGH & LOW THE MOVIE 2: End Of Sky >>